Aku mencintai gadis kecilku, tapi sungguh dalam hatiku
bertanya kenapa aku mencitainya.
Gadis mungil itu, yang tentangnya hampir memenuhi seluruh
ruang di kepalaku, meyapa dengan senyum lembut, membuat gemetar seluruh
tubuhku.
Aku mencintai gadis mungilku, entah sekali lagi, aku
bertanya, kenapa aku mencintainya.
Sudah cukup bagiku untuk tahu bahwa dalam hati yang diam,
gadis kecilku bertahta.
Di sinilah cinta mulai mengartikan rangkaian peristiwa
diam, menerjemahkan berbagai klise yang membingungkan pikiran, dan di sinilah
cinta mulai menggubah kedengkian menjadi kepatuhan.
Dan di sini pula cinta mulai berani menjelma angin malam,
berkumpul bersama jutaan gemintang dan hangat cahaya rembulan.
Selamat malam
2 Desember 2014, 20.59






0 komentar:
Posting Komentar