Jumat, 12 Agustus 2016

VETERAN DAN PENGHORMATAN KITA KEPADANYA

Tidak terasa bangsa Indonesia telah memasuki usianya yang ke 71. Usia yang terbilang tidak lagi muda, namun usia yang menunjukkan satu generasi manusia telah terlewat. Tujuh puluh satu tahun silam, tepatnya 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia memproklamirkan dirinya sebagai sebuah bangsa dan negara yang berdaulat. Terbebas dari belenggu penjajahn kolonial. Syukur Alhamdulillah kita ucapkan.

Namun perlu diingat, kemerdekaan tujuh puluh satu tahun silam itu bukanlah kemerdekaan cuma-cuma yang didapat dari hasil lotre atau undian. Tidak, tentu tidak demikian, sejarah merekam, perjuangan untuk mencapai Indonesia merdeka tidaklah mulus, jalannya penuh gelombang hingga bisa sampai pada Indonesia merdeka.
Berates-ratus tahun lamanya berjuang, segala upaya dilakukan, segala harta dihibahkan, dan segala bentuk kesenangan dan bahkan nyawa dikorbankan hanya untuk merdeka, merdeka dari keterjajahan bangsa kolonial. Merdeka dari keterkungkungan, merdeka dari segala upaya penindasan bangsa kolonial yang mencabik-cabik harga diri dan hak-hak bangsa.
Lalu pertanyaanya, siapa yang berjuang? Dan untuk siapa mereka berjuang? Sederhananya, mereka adalah para pejuang, biasa disebut pahlawan (hero), baik yang terekam oleh sejarah atau tidak, baik namanya diabadikan oleh negara atau tidak, mereka yang berjuang untuk kemerdekaan bangsa adalah pahlawan.
Pahlawan adalah mereka yang secara tulus tanpa tapi, merelakan diri dan kesenagannya demi perjuangan dan kepentingan bangsanya. Karena itulah, menghargai pahalawan adalah hal yang niscaya bagi generasi setelahnya. Kita tentu masih ingat pepatah, “bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa para pahlawannya”. Jika demikian maka sebaliknya, bangsa yang tidak besar tentu bangsa yang tidak bisa menghargai pahalawannya.
Akhir-akhir ini bangsa Indonesia dalam suasana bulan kemerdekaan, agustusan adalah momen yang selalu disebut sebagai momen rakyat, tak heran agustus selalu identik dengan bulan “pesta”-nya rakyat. Wajarlah jika memang begitu, wajar bila rakyat merayakan kemerdekaannya. Ada yang mengespresikannya dengan berbagai lomba, upacara, atau paling “wajib” mengibarkan bendera merah putih di depan halaman rumah-rumah mereka. Semua bentuk ekspresi itu tidak lain adalah bentuk syukur mereka atas kemerdekaan yang diberi oleh Tuhan yang tentunya dibarengi oleh perjuangan panjang dan melelahkan.
Selain segala bentuk ekspresi yang muncul dari momentum agustusan di atas, hal yang jarang sekali terlintas di pikiran kita adalah “terimakasih” kita kepada pahlawan. Terimakasih adalah bentuk penghormatan kita kepada pahlawan atas jasa-jasanya.

Salah satu dari sekian banyak pahlawan bangsa ini ada yang disebut sebagai veteran. Veteran adalah bagian dari pahlawan, pejuang, dan orang yang berkorban untuk bangsa.  Negara menyebut veteran adalah warga negara Indonesia yang bergabung dalam kesatuan bersenjata resmi yang diakui oleh pemerintah yang berperan secara aktif dalam suatu peperangan menghadapi negara lain dan/atau gugur dalam pertempuran untuk membela dan mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, atau warga negara Indonesia yang ikut serta secara aktif dalam pasukan internasional di bawah mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk melaksanakan misi perdamaian dunia,yang telah ditetapkan sebagai penerima Tanda Kehormatan Veteran Republik Indonesia.
Memang pengertian di atas sifatnya lebih ke militeristik, tapi tak lantas juga menafikan bahwa selain militer banyak pahlawan yang berjuang untuk bangsa ini tapi tak terekam oleh sejarah dan bangsa kita. Meski begitu, penghargaan terhadap veteran adalah salah satu upaya bangsa ini untuk tahu diri kepada “orang tua” kita sebelumnya yang telah ikut berjuang demi kedaulatan bangsa.
Sementara itu, penghargaan kita terhadap pahlawan apalagi veteran masih sangat memprihatinkan. Kita terkadang acuh saja terhadap kondisi mereka, tak jarang ada veteran yang tidak memiliki tempat tinggal dan kesulitan ekonominya. Atau bahkan dilupakan negara dan masyarakatnya. Mereka seolah ‘orang’ lain dalam lingkungan kita, padahal, karena merekalah juga kita bisa menghirup udara kemerdekaan.
Pada satu sisi, pemerintah telah menetapkan 10 Agustus sebagai hari veteran. Paling tidak, upaya ini akan terus mengingatkan kita setiap satu tahun sekali tentang keberadaan veteran di tengah-tengah kita. Meski penetapan tanggal 10 Agustus sebagai hari veteran tidak serta merta membuat kita menjadi ingat dan hormat pada mereka. Dengan salah satu upaya negara itu, kita hormati sebagai bentuk upaya formal demi menjadi bangsa yang “besar” meski tentu negara tidak hanya berhenti sampai di situ, kesejahteraan dan keberadaan mereka secara hakiki di tengah-tengah masyarakat harus diupayakan dan bahkan ditanggung.
Pemerintah tentu telah beruapaya, lalu bagaimana dengan kita? Kita memang masih sering lupa, anak-anak, orang muda dan tua tak hafal siapa saja pahlawannya, ingat saja tidak, alih-alih ingat malah kita lebih hafal artis-artis, tokoh-tokoh film ketimbang mereka. Tak salah hafal artis dan tokoh film, namun melupakan pahlawan sembari hafal artis dan mengelu-elukannya adalah “kesongongan”.
Penghargaan terhadap veteran adalah salah satu bentuk penghormatan kepada pahlawan. Penghargaan memiliki ragam bentuknya, jika tugas pemerintah adalah memberikan tempat dan jaminan kehidupan bagi mereka, maka tugas kita adalah melanjutkan perjuangannya, menjaga kehormatan mereka, tidak mengabaikan dan menghina mereka, menjadikan mereka teladan dalam semangat mengisi kemerdekaan, serta tidak melupakannya dalam lintasan sejarah hidup berbangsa kita, dengan begitu kita selalu mendoakannya, dimana doa adalah bentuk ekspresi dari rasa terimakasih kita pada veteran dan pahlawan. Zaman boleh berganti tapi jasa pahlawan akan selalu di hati.

0 komentar:

Posting Komentar