Rabu, 31 Agustus 2016

PUASA DAN UPAYA MENEKAN BUDAYA KONSUMTIF (II)

Telah banyak disinggung setiap kali menjelang atau saat Ramadahan tiba, bahwa puasa adalah upaya pengendalian diri. Idiom seperti ini adalah idiom yang semua orang telah mengetahuinya dan sering dikemukakan oleh para ulama. Puasa adalah ibadah yang unik yang diwajibkan oleh Allah kepada orang-orang mukmin. Allah mengatakan bahwa “puasa untuk-Ku”, sementara ibadah lainnya seperti shalat, zakat dan haji adalah puasa yang (pahalanya) kembali kepada pelakunya.

Senin, 22 Agustus 2016

Puasa Dan Upaya Menekan Budaya Konsumtif (Bag. I)

Tak terasa, bulan puasa sudah datang saja. Iklan-iklan yang khas muncul tiap bulan puasa pun bergentayangan, menandakan bahwa Ramadhan menjadi berkah tersendiri bagi produsen-produsen. Di sisi lain, televisi mulai merubah haluan acaranya ke arah Ramadhan-ramadhanan, pelawak mulai laku di layar kaca televisi, dan ulama-ulama tv juga tak kalah mujurnya, kebagian job di bulan ramadhan untuk mengisi tausiah Ramadhan. Tak ketinggalan juga, harga-harga kebutuhan pokok dipasaran ikut berebut tempat menuju tempat tertinggi. Pada akhirnya konsumen memang mencari itu semua sehingga suply (penawaran) menjadi semakin besar  karena demand (permintaan) pun meningkat, sementara stok terbatas.

Jumat, 12 Agustus 2016

VETERAN DAN PENGHORMATAN KITA KEPADANYA

Tidak terasa bangsa Indonesia telah memasuki usianya yang ke 71. Usia yang terbilang tidak lagi muda, namun usia yang menunjukkan satu generasi manusia telah terlewat. Tujuh puluh satu tahun silam, tepatnya 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia memproklamirkan dirinya sebagai sebuah bangsa dan negara yang berdaulat. Terbebas dari belenggu penjajahn kolonial. Syukur Alhamdulillah kita ucapkan.

Senin, 01 Agustus 2016


ZHAN DAN BAHAYA BERITA PROVOKATIF
Khutbah I
 إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً”
أما بعد
Hadirin Sidang Jum’at Yang dirahmati Allah
Seorang sufi bernama Muhammad Ibn Thalhah Ibn Ubaidillah adalah manusia yang dilahirkan di salah satu rumah yang termulia bagi para pejuang di masa Rasulullah Saw. Ia hidup dan tumbuh dalam naungan perjuangan di bawah asuhan sang ayah yang pemberani dan beriman. Rasulullah pernah bersabda berkenaan dengan dirinya, “Barang siapa ingin melihat seorang syahid yang berjalan di muka bumi, lihatlah Thalhah ibn Ubaidillah”.